Dengan semakin ketatnya persaingan bisnis, umumnya hanya mendapatkan margin profit dalam kisaran 3 sampai 5% saja, namun berbeda dengan usaha batu bata merah yang mampu mendapatkan margin profit sampai 20% lebih.
Dengan melimpahnya bahan pembuatan batu bata merah, proses pembuatan batu bata yang relatif mudah serta kepastian produk yang langsung diterima oleh pasar, membuatnya menjadi peluang usaha yang menjanjikan.
Modal Usaha Batu Bata
Untuk mempersiapkan modal bisnis batu bata itu sendiri, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Salah satunya ialah lahan yang digunakan untuk membuka usaha batu bata.
Biasanya lahan yang dipakai dalam usaha pembuatan batu bata merah ini sifatnya pinjam pakai sehingga untuk setiap hasil dari sekali pembakaran pemilik lahan akan mendapatkan keuntungan mencapai Rp.1.000.000.
Dalam analisa bisnis batu bata merah ini, modal awal merupakan hal terpenting yang perlu dibahas. Modal awal usaha batu bata yang dibutuhkan sendiri diperkirakan Rp. 60 juta. Donlot hasil analisa bisnis batu bata ringan dan contoh proposal usaha batu bata akhir artikel ini.
Biaya Peralatan
Mesin Pencetak Bata Rp. 40.000.000,-
- Mesin Domping 5.000.000,-
- Pembuatan bangunan pabrik dan perlengkapan lainnya diperkirakan Rp. 15.000.000,0
Meliputi :
Mesin Air, Drum Air, Gerobak Arco, Gerobak Kayu, Cangkul, Skop
Dan lainnya, dengan total Rp. 60.000.000,-
- Biaya Operasional
- Sewa lahan 1.000.000,-
- Upah karyawan 70.000 biji @Rp. 140,- 9.800.000,-
- Bahan bakar solar 70 liter @Rp. 6.500,- Rp. 000,-
- Potongan kayu ulin 2,5 Ret @650.000,- Rp. 1.625.000,- adapun jumlahnya kurang lebih sekitar Rp. 12.880.000,-
- Hasil pemasaran, harga jual bata 70.000 biji @Rp. 450,- 31.500.000,-
Untuk menekan biaya atau modal usaha batu bata di atas, Anda bisa menyiasatinya dengan menggunakan peralatan atau barang-barang bekas, atau peralatan yang sudah ada di rumah Anda.
Keuntungan Bisnis Batu Bata
- Perhitungan Hasil Usaha Pertama
Penjualan pembakaran pertama meliputi, Biaya Fasilitas + Biaya Operasional = RP. 60.000.000 + Rp. 12.880.000 = Rp. 72.880.000,-
Hasil Penjualan batu bata pertama Rp. 31.500.000,-
Ada selisih = – Rp.41.380.000,-
- Perhitungan Hasil Usaha Kedua
Penjualan pembakaran kedua meliputi, Biaya Operasional = Rp. 12.880.000,-
Biaya sewa lahan = Rp. 1.000.000,-
Hasil penjualan = Rp. 31.500.000,-
Ada selisih = (+) Rp.17.620.000,-
- Perhitungan Hasil Usaha Ketiga
Penjualan pembakaran batu bata ketiga meliputi, biaya operasional = Rp. 12.880.000,-
Biaya sewa lahan = Rp. 1.000.000,-
Hasil penjualan = Rp. 31.500.000,-
Ada selisih = (+) Rp. 17.620.000,-
- Perhitungan Hasil Usaha Keempat
Penjualan pembakaran keempat meliputi, biaya operasional = Rp. 12.880.000,-
Biaya sewa lahan = Rp.1000.000,-
Hasil penjualan = Rp. 31.500.000,-
Selisih = (+) Rp. 17.620.000,-
Jumlah Total Keuntungan
Total keuntungan = Hasil penjualan batu bata pertama + hasil penjualan kedua + hasil penjualan ketiga + hasil penjualan keempat
Jadi, total keuntungannya = (-) Rp. 41.380.000 + 17.620.000 + 17.620.000 + 17.620.000 = Rp. 11.480.000,-
ROI (Return of Investmen)
Dapat disimpulkan dalam usaha batu bata, Anda akan mendapatkan modal awal kembali sesudah hasil penjualan batu-bata yang keempat, dan keuntungan yang didapatkan sekitar Rp. 11.480.000,-
Ada banyak pengusaha baru yang ingin mencoba menggeluti usaha batu bata. Tapi ternyata para pengusaha batu bata tersebut hanya bisa bertahan hanya dalam beberapa bulan saja, sebab mereka tak bisa menghadapi berbagai persoalan saat menjalankan bisnis batu bata.
Karenanya itu, penting bagi pebisnis startup untuk membuat analisa usaha batu bata. Sehingga Anda bisa mengetahui berapa modal yang dibutuhkan, biaya operasional, hingga keuntungan yang diperoleh.