Ayam Joper adalah ayam yang merupakan hasil persilangan dari ayam petelur betina dan ayam bangkok pejantan untuk memperoleh ayam kampung unggul/super yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar terhadap ayam kampung di pasaran. Ternak ayam Jawa Super atau yang disingkat dengan ayam Joper ini menjadi jenis usaha yang banyak diminati karena dapat memberikan keuntungan berlipat ganda. Harga ayam Joper yang cukup tinggi dan cenderung stabil menjadi alasannya.
Berikut akan diulas analisa usaha ayam joper 100 ekor yang meliputi bagaimana perhitungan untung rugi dari beternak Ayam Joper, mulai modal yang dibutuhkan, biaya operasional, perhitungan laba rugi dan balik modal.
Perhitungan dan analisanya dimulai dari 2 komponen utama dari biayanya adalah biaya pakan dan pengadaan DOC/Day Old Chick/anak Ayam umur 0 hari/kuthuk.
Biaya Ternak Ayam Joper
Kebutuhan Pakan Ayam Joper per 100 ekor
Pakan yang umum adalah Comfeed dengan harga per zak di kisaran Rp 400.000. Dibutuhkan kurang lebih 4 zak selama 60 hari dalam satu kali siklus ternak ayam jawa super dengan target bobot ayam antara 0.8kg – 1.00kg. Biaya ini bisa lebih banyak lagi pada FCR (Food Convertion Ratio) yang buruk dengan bobot yang bisa pula berkisar antara 0.5kg – 1 kg. Harga DOC sekitar Rp 4500an.
DOC 100 ekor (100 x Rp 4500) = Rp 450.000
Pakan Comfeed BR-1 (4 zak x Rp400.000) = Rp 1.600.000
Total = Rp 2.050.000
Sehingga bisa disimpulkan dana minimal yang dibutuhkan untuk mengembangbiakkan 100 ekor Ayam Joper selama 2 bulan adalah Rp 2.050.000.
Perhatikan juga waktu yang tepat dalam memulai usaha ternak ayam Joper ini. Dan jika masih ragu-ragu, memulai dengan jumlah 100 ekor adalah jumlah yang pas. Selain itu perhatikan harga yang dipakai oleh para pemasar/distributor. Jika diperkirakan 2 bulan sejak mulai berinvestasi harga hanya beda tipis dengan biaya modal (sekitar Rp. 2.050.000) sebaiknya ditunda, kecuali memang dimaksudkan untuk belajar agar ada pengalaman.
Contoh, jika diperkirakan harga per 1 ekor adalah Rp. 28.000, berarti akan ada keuntungan sekitar 750 ribu (belum alat dan perlengkapan, karena alat dan perlengkapan bisa dipakai berulang-ulang). Bisa juga diperinci sedikit.
Asumsikan :
1. Bobot ternak umur 55-60 hari pemeliharaan 0.9kg
2. Viabilitas ternak 100% (tidak ada yang mati)
maka
0.9kg x Rp28.000 x 100 ekor = Rp2.520.000
maka akan ditemukan nilai keuntungan peternak adalah kurang lebih Rp 470.000. Kurang lebih demikian pemikiran yang ada pada mereka terhadap peternak.
Resiko/Kerugian ternak Ayam Joper
Perlu diingat bahwa dalam proses pemeliharaan tidak mulus dengan viabilitas 100% dan harga pakan yang akan terus meningkat. Sebagai contoh, jika Anda memelihara dengan viabilitas 87% dengan rentang bobot antara 0.5kg-1kg dengan rata-rata bobot 0.75. maka uang yang akan Anda terima berkisar pada :
0.75kg x 87 ekor x Rp28.000 = Rp 1.827.000
Yang artinya, Anda menderita kerugian sekitar 200 ribu. Berdasarkan kondisi ini, maka para peternak seharusnya dalam perhitungan memasukkan biaya resiko sebesar nilai tersebut dan para pemasar seharusnya memasukkan nilai resiko tersebut agar tidak merugikan para peternak. Supaya mudah hitungannya toleransi mortalitas 20%. dan BEP pada biaya produksi Rp1.910.000 (belum vaksin dan suplemen)
> 80 x 0.75kg x T = Rp 2.050.000
60T = Rp 2.050.000
T = Rp 34.167
jadi setidaknya bisa ditargetkan bahwa harga jual ada di kisaran harga Rp 34.200 sehingga peternak tidak rugi tetapi juga tidak untung sehingga bisa tetap beternak Ayam Joper dengan harapan mendapatkan hasil yang lebih baik dalam panen berikutnya.
Sebagai seorang peternak, apalagi baru masuk ke dalam usaha Ayam Joper ini,, pasti Anda menginginkan komoditas ayam jawa super yang dikumpulkan dapat masuk pasar (restoran, warung makan, dsb), sedangkan pada faktanya pemasar tidak hanya satu pemasar ayam jawa super Anda punya saingan sebagai pemasar. Jadi psikologi Anda sebagai pemasar pasti akan mencari ayam jawa super dari para peternak dengan harga serendah-rendahnya agar bisa menawarkan harga yang serendah-rendahnya di pasar setelah ditambahkan dengan biaya transportasi. hal inilah yang menyebabkan harga joper saat ini menjadi rendah.
Sekarang mari kita lihat dari aspek psikologi pengelola rumah makan berbasis ayam kampung. mereka pasti juga menginginkan harga ayam kampung yang rendah sehingga mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. sebenarnya para pengelola tempat makan ini tidak terpengaruh sama sekali. ketika harga naik mudah saja bagi mereka untuk tetap mendapatkan keuntungan yang telah mereka targetkan, mereka tinggal menaikkan harga per porsinya selesai, dan mereka tidak berbohong karena memang demikian adanya.
Jadi, pastikan Anda juga berteman baik dengan sesama peternak dan saling bekerja sama dalam menjaga pasar Ayam Joper ini agar tidak menjadi bisnis yang tidak memberikan keuntungan.
Demikianlah analisa usaha beternak Ayam Joper 100 ekor. Semoga bermanfaat. Baca juga analisa usaha ayam potong atau analisa usaha ayam petelur sebagai alternatif usaha beternak ayam.