Membangun sekaligus memasarkan perumahan merupakan jenis usaha yang profitnya cukup tinggi dan merupakan primadona di kalangan pebisnis yang mempunyai modal atau mempunyai akses ke pihak pemberi modal atau investor.
Dengan meningkatnya jumlah penduduk serta tingkat ekonomi yang juga meningkat, kebutuhan akan rumah bagi setiap keluarga juga otomatis meningkat. Dan bisa dipastikan di area di mana industri mulai berkembang, kebutuhan rumah juga semakin meningkat.
Membangun perumahan tidak harus langsung skala besar. Banyak yang berpikir harus membangun puluhan rumah di area yang besar untuk mendapatkan profit. Padahal banyak developer perumahan yang sekarang sukses membangun kompleks perumahan dengan jumlah unit yang sedikit ataupun memfokuskan pembangunan rumah dengan skala kecil.
Yang diperlukan adalah perhitungan yang tepat dalam pembangunan perumahannya agar harga rumah yang ditawarkan bisa diserap masyarakat, biaya pembangunan dalam batas anggaran sehingga keuntungan yang diharapkan sesuai dengan target.
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Developer Perumahan
Yang dibuat perencanaan pertama kali adalah biaya pembebasan tanah, perijinan dan pembangunan rumah-rumahnya. Biaya bisa dihitung jika sudah dipastikan area perumahannya memang komersial dan sudah dibuat studi pasarnya.
RAB terdiri atas 2 bagian, yaitu biaya bersama/gabungan seperti pembebasan tanah, perijinan, desain dan biaya per unit rumah yang umumnya sudah dihitung per m2.
Secara garis besar, RAB terbagi atas
- Biaya Perolehan Tanah
- Biaya Persiapan Lahan
- Biaya Disain,
- Perijinan Dan Legalitas
- Biaya Prasarana
- Biaya Sarana
- Biaya Konstruksi Rumah
Dalam gambar berikut bisa dilihat contoh hitungan detil untuk masing-masing bagian. Dalam contoh analisa usaha ini, diasumsikan akan dibangun 29 unit rumah dengan 3 ukuran luas tanah dan bangunan yang berbeda.
Setelah semua biaya muncul, maka bisa dihitung biaya per unit rumah untuk mendapatkan HPP dasar untuk menghitung harga jual rumah..
Proyeksi Keuangan Developer Perumahan
Dalam perhitungan ini, sudah diasumsikan bahwa rumah akan terbangun semua dan terjual habis di tahun ke-3 sejak awal pembangunan.
Proyeksi Laba Rugi 5 Tahun
Karena pembangunan biasanya memakan waktu yang lama, proyeksi keuangan bisa dibuat hingga 5 tahun. Dan juga perlu direncanakan permodalannya dengan baik dimana biasanya permodalan adalah gabungan dari modal sendiri, investor ataupun pinjaman bank. Penarikan DP dari pembeli potensial juga bisa direncanakan dimana dana yang dibayarkan bisa digunakan sebagai biaya operasional ataupun menambah modal pembangunan.
Proyeksi Neraca 5 Tahun
Laporan posisi keuangan atau neraca biasanya berdampingan dengan laba-rugi di mana kondisi perusahaan dilihat dari laporan neraca. Dan proyeksi neraca diperlukan untuk memonitor kondisi perusahaan selama masa pembangunan berjalan.
Ringkasan Eksekutif Developer Perumahan
Asumsi biaya dan pendapatan dalam bentuk proyeksi keuangan di atas biasanya direkap lagi menjadi proyeksi keuangan singkat berbentuk ringkasan eksekutif yang bisa dilampirkan dalam proposal permohonan pendanaan baik ke pihak bank ataupun investor agar mereka bisa dengan cepat melihat prospek dari usaha developer perumahan ini sebelum membaca perhitungan lebih detil.
Perhitungan dan proyeksi di atas dihasilkan secara otomatis oleh aplikasi bisnis plan developer perumahan akoontan.com, berdasarkan asumsi yang diisikan. Dengan aplikasi tersebut, asumsi bisa disesuaikan untuk mendapatkan permodalan sesuai kebutuhan serta proyeksi keuangan agar mendapatkan target keuangan sesuai yang diharapkan.