Analisa usaha ternak lele dan contoh proposal bisnis budidaya lele bioflok dengan perkiraan omset 21jt sekali panen. Kolam lele disarankan menggunakan kolam terpal dan kolam drum plastik karena lebih murah dan modal usaha lebih kecil jika dibandingkan dengan kolam beton/tembok.
Membuat analisa usaha ternak lele merupakan cara mengetahui besaran modal yang harus dikeluarkan untuk memulai bisnis budidaya lele. Dengan menyusun analisa usaha ternak lele, Anda lebih siap menghadapi berbagai risiko di masa mendatang. Selain itu, analisa budidaya lele juga memudahkan dalam perhitungan keuntungan.
Analisa Usaha Ternak Lele
Lalu, hal-hal apasaja yang perlu diperhatikan dalam usaha budidaya lele?
1. Perhitungan Modal Awal
Salah satu fondasi usaha ternak lelea dalah modal awal. Banyak cara untuk mendapatkan modal, semisal dari kredit bank, hibah, dan dana bantuan koperasi. Dengan menggunakan dana tersebut, Anda bias memulai bisnis secara cepat dan lancar.
Sebagai contoh, di bawah ini tertera estimasi perhitungan modal awal budidaya lele di kolam terpal. Datanya diambil dari hasil riset di wilayah Tegal dan sekitarnya.
Berikut asumsi usaha ternak lele.
- Jenis lele sangkuriang ukuran 5-7 cm.
- Tujuan pemeliharaan untuk pembesaran selama 3 bulan yang akan dijual ke pedagang
- Usaha ini menggunakan kolam terpal kotak ukuran 3 x 1 x 1 meter sebanyak 2 buah; untuk memisahkan lele yang besar dan benih lele.
- Jumlah benih ditebar sebanyak 1000 ekor.
- Target panen 1 kuintal per 1000 ekor.
- Pakan menggunakan pellet dengan protein 32-35%.
| A. Modal Investasi | ||
| 1. Kolamterpal 2 x Rp330.000 | Rp660.000 | |
| 2. Peralatan | Rp75.000 | |
| 3. Bambu 10 lonjor x Rp15.000 | Rp150.000 | |
| 4. Paku 1 kg | Rp14.000 | |
| Total Modal Investasi | Rp899.000 | |
| B. Modal Kerja | ||
| 1. Benih lele Rp250 per ekor x 1000 ekor | Rp250.000 | |
| C. Modal Operasional | ||
| 1. Pakan pelet 90 kg per periode x Rp10.000 per kg | Rp900.000 | |
| 2. Vitamin, Obat | Rp50.000 | |
| 3. EM4 1 botol | Rp20.000 | |
| 4. Biaya listrik dan air | Rp20.000 | |
| Total Modal Operasional | Rp990.000 | |
| Total Modal Awal | Rp2.139.000 | |
2. Peralatan Budidaya Lele
Untuk memudahkan aktivitas budidaya, Anda perlu membeli peralatan pendukung. Berdasarkan fungsinya, berikut daftar alat yang harus dimiliki di segmen pembesaran lele. Contoh proposal usaha budidaya lele donlot disini.
- Ember besar. Fungsinya untuk menampung benih lele sementara setelah
- Seser : merupakan alat penangkapikan yang berupa jaring-jaring. Seser dibedakan menjadi dua, yaitu :
- Seser kasar untuk menangkap ikan besar;
- Dan seser halus untuk menyortir ikan berukuran
3. Pembuatan Kolam Terpal dan Kolam Drum Plastik
Membuat kolam terpal cukup mudah karena tidak perlu menggali tanah terlalu dalam.Anda hanya perlu membenamkan separuh kolam di kedalaman tanah kurang lebih 0,5 meter. Secara lengkap, berikut langkah-langkah merakit kolam terpal yang tepat.
- Potong bamboo dengan panjang 70 cm untuk kerangka Jumlah potongan utuh sekitar 20 buah sebagai pasak; 20 bambu belah ukuran 3 meter (10 buah) dan 1 meter (10 buah). Perhitungan in iuntuk satu kolam terpal.
- Kemudian, tancapkan bambu ketanah dengan kedalaman 20 cm.
- Selanjutnya buatlah saluran pembuangan dengan cara menyatukan salah satu tepi terpal dan ujung Lalu, lubangi lingkarang terpal yang terhubung dengan ujung pipa.
- Terakhir, pasang terpal kedalam kerangka bambu sambil menyatukan pipa pada terpal dengan pipa saluran
4. Pakan Lele
Syarat utama pemberian pakan lele, yakni memiliki protein tinggi. Agar lele tumbuh besar dengan cepat, sebaiknya diberikan pakan pelet. Selain komposisinya sudah sesuai dengan kebutuhan lele, pakan pelet ini bias ditemukan di toko-toko peternakan.
Ada dua tipe pelet yang bias dipilih, yaitu pellet apung dan tenggelam. Sangat dianjurkan menggunakan pelet apung agar air kolam tidak lekas kotor. Meski begitu, pemberian kedua tipe pelet ini sama-sama dilakukan setiap 6 jam sekali.
5. Harga Jual Lele
Harga jual lele di tiap daerah tidak sama karena dipengaruhi factor ekonomi wilayah dan tempat penjualan. Semisal, Anda menjual lele pada bakul, harga jualnya hanya sekitar Rp16.000-18.000 per kilogram.
Sebaliknya, kalau menjual ke konsumen langsung, harga jual lele lebih tinggi, sekitar Rp24.000 per kilogram. Donlot contoh proposal usaha ternak lele diakhir artikel.
6. Menghitung Omset dan Keuntungan
Omset dan keuntungan usaha ternak lele di segmen pembesaran dihitung per periode panen. Dengan asumsi penjualan ke pedagang lele, berikut besaran omset dan laba yang Anda peroleh sesuai estimasi modal awal di subtopic pertama.
- Harga jual rata-rata Rp24.000 per kilogram.
- Maka omsetnya, hasil panen 1000 kg (1 kuintal) x Rp24.000 sama dengan Rp 24.000.000
- Laba satu periode dihitung dari total omset dikurangi modal kerja dan modal operasional 3 bulan. Jadi, keuntungannya :
Rp24.000.000 – Rp2.139.000 = Rp. 21.861.000 per 1000 kg/periode panen.
7. Risiko Usaha Ternak Lele
Seperti halnya bidang usaha lain, bisnis ternak budidaya lele juga memiliki sejumlah risiko. Berikut beberapa risiko bisnis pembesaran lele yang sering terjadi.
- Diawal pemeliharaan, mungkin banyak lele yang mati karena factor adaptasi Kalau angka mortalitas tidak melebihi 5%, Anda masih bias meraup keuntungan besar. Namun jika lebih dari itu, tentu kerugian yang didapatkan.
- Harga lele di pasaran kerap mengalami Bulan ini mungkin harganya tinggi, tetapi bulan depan tidak bisadi prediksi.
- Penyakit lele mengintai setiap saat, terutama di musim penghujan—banyak lele mati akibat sakit kembung.
Itulah pedoman membuat analisa usaha ternak lele serta contoh proposal usaha budidaya lele yang harus Anda perhatikan. Semoga ulasan ini dapat dijadikan bahan rujukan sebelum memulai usaha ini.
